Jogja terkenal
dengan sebutan kota pelajar karena banyaknya institusi pendidikan dan juga
pelajar yang belajar di daerah Jogja. Institusi pendidikan sekelas universitas,
institut, dan sekolah tinggi pun banyak dijumpai di Jogja. Dikenal mempunyai
universitas, institut, dan sekolah tinggi yang berkualitas terbaik membuat
banyak siswa-siswi lulusan sekolah menengah atas atau sederajat
berbondong-bondong ingin berkuliah di Jogja. Salah satunya ialah Universitas
Negeri Yogyakarta (UNY) yang menjadi idaman para pendamba universitas seperti mahasiswi
Sastra dan Bahasa Indonesia UNY ini. Dia adalah Siti Fatimah atau akrab disapa
Ifat. Melalui dia, admin bisa menanyakan seputar kehidupan anak kampus di Jogja
pada umumnya, atau kehidupan anak kampus di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
pada khususnya.
“Bagaimana rasanya ngampus
di Jogja?” tanya admin.
“Seru. Kenal orang-orang baru dengan culture
yg baru pula. Banyak ilmu jika kau mau memahami, bahkan di luar jurusan yg
sedang kau ambil saat ini,” katanya.
Ya, pengalaman itu pasti terjadi
jika kamu berkuliah di luar daerah tempat tinggalmu. Karena belajar di sebuah
intitusi sekelas universitas pasti terdapat kemajemukan dalam hal budaya, ini
dikarenakan mahasiswa dan mahasiswi yang belajar di sana berasal dari latar
belakang ekonomi dan sosial yang berbeda. Bahkan, jika kamu kuliah di
universitas di daerahmu pun pasti bisa merasakan sedikit budaya yang baru, baik
itu budaya teman kampusmu atau budaya yang berlaku di kampusmu sendiri.
Dia juga mengungkapkan kebiasaan
mahasiswa dan mahasiswi di Jogja terutama di kampusnya itu ada dua tipe, yaitu
tipe kupu-kupu dan tipe kura-kura, dia menyebutnya. Tipe kupu-kupu ini
ditujukan untuk mahasiswa dan mahasiswi yang hanya kuliah pulang kuliah pulang
atau dengan kata lain mahasiswa dan mahasiswi yang tidak betah di kampus.
Sedangkan, tipe kura-kura ditujukan untuk mahasiswa dan mahasiswi yang rajin
kuliah rapat kuliah rapat alias mahasiswa yang suka mengikuti organisasi atau
unit kegiatan mahasiswa gitu.
Perlu kamu ketahui bahwa siti
Fatimah adalah mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang mendapatkan
bantuan biaya pendidikan bidikmisi sehingga dia juga menyampaikan agar harus
pintar-pintar dalam mengatur keuangan. Katanya bantuan keuangan bidikmisi untuk
3 bulan hanya sekitar Rp 1.950.000,- atau bila dihitung perbulannya hanya
sekitar 650 ribu. Itu juga kadang telat
pengirimannya. Wah, bagaimana ya cara mengatur duit segitu untuk memenuhi keperluan sehari-hari dan tugas kuliah
selama sebulan?
“Dicukup-cukupin. Yang penting
uang bidikimisi harus bisa bertahan sampai tanggal cair berikutnya. Haha,” Kata mahasiswi Sastra dan
Bahasa Indonesia UNY itu.
Jika admin hitung-hitung, hanya
bermodalkan uang 650 ribu sebulan yang dikurangi untuk biaya kas (kas
kontrakan, kas kelas, kas organisasi, dan kas ukm) sebesar 50 ribu serta
keperluan dia sebagai cewe selama
sebulan sekitar 150 ribu, maka uangnya hanya tinggal 450 ribu. Jika uang 450
ribu hanya digunakan untuk biaya makan dan minum sehari-hari cukup ngga ya?
Misal :
1 kali makan dan minum = 10 ribu, dan harus 3 kali
dalam sehari, maka:
= Rp 10.000,00 x 3 = Rp
30.000,00
Untuk biaya makan dan
minum selama sebulan :
= Rp 30.000,00 x 30 = Rp
900.000,00
Maka, artinya dia memiliki
hutang :
= Rp 900.000,00 – Rp
450.000,00
= Rp 500.000,00
1 kali makan dan minum = 10 ribu, dan hanya makan 2
kali dalam sehari, maka:
= Rp 10.000,00 x 2 = Rp 20.000,00
Untuk biaya makan dan minum selama sebulan :
= Rp 20.000,00 x 30 = Rp 600.000,00
Maka, artinya dia memiliki hutang :
= Rp 600.000,00 – Rp 450.000,00
= Rp 150.000,00
1 kali makan dan minum = 10 ribu, dan hanya makan 2
kali sehari sambil diselingi puasa senin kamis, maka biaya makan dan minum
selama sebulan :
= Rp 10.000,00 x 2 x (30-4)
= Rp 520.000,00
Itu juga dia masih memilki hutang Rp 70.000,00
Lalu bagaimana solusi untuk
mengatasi masalah keuangan, solusi yang baik sih sepertinya lebih baik memilih untuk memasak nasi sendiri.
Misal :
Harga 1 kg beras = Rp 10.000,00
Diumpamakan 1 kg = 4 gelas.
Satu hari digunakan ½ gelas, maka beras akan habis
dalam 8 hari.
Uang untuk membeli beras selama 32 hari = Rp 40.000,00
Membeli lauk di warung sehari = Rp 10.000,00
Uang untuk membeli lauk selama 30 hari = Rp 300.000,00
Biaya untuk membeli air minum selama sebulan = 3 galon
x Rp 15.000,00 = Rp 45.000,00
Maka, biaya makan dan minum selama 30 hari = 300 ribu
+ 40 ribu + 45 ribu = 395 ribu
Sisa uang
= Rp 450.000 – Rp 395.000
= Rp 55.000
Lumayan kan masih sisa 55 ribu untuk membeli kuota internet. Ya, walaupun
itu hanya rincian perkiraan matematis admin saja. Hehe
Dia juga mengungkapkan lebih baik
memilih untuk kontrak rumah daripada kos bagi mahasiswa luar kota yang
berkuliah dengan bantuan beasiswa. Selain katanya lebih bisa mempererat rasa
kekeluargaan dengan teman kontrakan yang lain, kalau kontrak rumah bisa mengurangi
pusing memikirkan biaya kos per bulan ya. –hiks-
Betul juga.
Thanks for reading & sharing Update
0 komentar:
Posting Komentar